Uji Ketahanan Hidup, SMAM 8 Gresik Gelar Diklat Gempa Flying Camp

SMAMDELAGRES | SMA Muhammadiyah 8 Gresik menguji ketahanan hidup (teknik survivor) siswa kelas X dan XI melalui kegiatan Diklat Generasi Muda Pecinta Alam (Gempa) di Dlundung, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto pada tanggal 23-25 November 2023.

Berbeda dari sebelumnya, tahun ini Diklat Gempa diadakan secara flying camp. Para peserta bergerak mencari titik koordinat yang sudah ditentukan di peta dan menginap di titik tersebut. Kemudian akan bergerak atau berpindah tempat selama 3 hari hingga sampai di tempat induk.

Sebelum berangkat, siswa diberikan materi Basic Life Support (BLS), teknik Survivor, materi navigasi darat, membaca peta dan arah kompas. BLS merupakan pelatihan dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang agar mampu melakukan penolongan pertama pada saat melihat atau menemukan seseorang yang membutuhkan bantuan medis.

Selain itu, siswa juga tidak diperbolehkan membawa gadget dan fokus dalam kegiatan selama 3 hari lamanya.

Waka Kesiswaan, Lukman Arif S.Pd.I menjelaskan kegiatan tersebut diikuti sebanyak 24 siswa yang telah mendapatkan materi dan latihan fisik mulai bulan Agustus hingga November 2023.

“Untuk diklat kali ini menggunakan sistem  flying camp, jadi siswa jalan sampe tengah hutan dan tidur disitu hingga sampai di tempat induk,” ungkapnya.

Terjalnya medan serta buruknya cuaca menjadi tantangan yang harus dialami siswa setiap hari. Mereka harus membuat tenda darurat dari jas hujan sebagai camp sementara. Sementara tiang penyangga camp didapatkan dengan memanfaatkan kayu yang berada di hutan.

“Kejadian yang paling berkesan adalah saat itu diguyur hujan setiap hari, jadi siswa harus membuat tenda dadakan. Kemudian pernah sholat jamaah dengan shaf berbentuk S sebab medan tidak memadai,” terangnya.

Sementara dalam materi Nesthing, para anggota baru Gempa diajari memanfaatkan  segala sesuatu dari alam. Memasak menggunakan ranting pohon, memanfaatkan tumbuhan dan hewan yang berada di hutan untuk dimakan. Seperti rumput gajah, belalang, brokoli mentah, dan daun-daunan pakis.

“Siswa sudah dibekali pengetahuan tentang tanaman yang boleh dimakan atau tidak di hutan, salah satu cirinya yakni jika hewan mau makan itu berarti manusia boleh memakannya. Sementara buah yang tidak boleh dimakan yakni yang mengeluarkan getah susu,” jelasnya.

“Melalui kegiatan ini semoga siswa menjadi kader yang mandiri dan tangguh dalam setiap keadaan,” imbuhnya. (*)

Download App Smamdelagres

Nikmati Cara Mudah dan Menyenangkan Ketika Membaca Buku, Update Informasi Sekolah Hanya Dalam Genggaman

Download App Smamdelagres

Nikmati Cara Mudah dan Menyenangkan Ketika Membaca Buku, Update Informasi Sekolah Hanya Dalam Genggaman