SMAMDELAGRES | SMA Muhammadiyah 8 Gresik memiliki program menarik bernama Podcast OASIS (Obrolan Asik dan Insipratif) dengan menghadirkan tamu-tamu istimewa. Podcast OASIS pertama kali digelar bersama dengan Profesor Doktor Zainuddin Maliki, seorang tokoh besar yang menjabat sebagai DPR RI Komisi X.
Program yang dikemas dengan segar oleh host siswa multitalenta Fajar Izzul Muslimin ini memperbincangkan tentang Pembangunan Generasi Emas tahun 2045 melalui Optimalisasi Pendidikan. Bagaimana pentingnya pendidikan untuk mewujudkan generasi unggul di masa depan.
“Yang pertama kita harus tau apa itu generasi emas, generasi emas adalah generasi yang dipersiapkan sejak saat ini untuk menjadi the golden age 2045 nanti,” ungkap Profesor Doktor Zainuddin Maliki, Senin (27/11/2023).
Generasi saat ini yang biasa disebut dengan Gen Z memiliki citra yang lebih unggul dibanding generasi sebelumnya. Hal tersebut lantaran faktor makanan yang dikonsumsi, percepatan arus informasi, serta fasilitas yang lebih mudah dijangkau.
Namun hal tersebut memiliki dampak positif dan negatif, dampak positifnya segala sesuatu lebih mudah didapatkan sedangkan negatifnya banyak tantangan dan hambatan yang harus dihadapi.
“Nah kelemahan Gen Z terletak pada caranya menghadapi masalah, mereka cenderung seperti strawberry yang indah, menarik, tapi lemah,” terangnya.
Pria yang akrab dipanggil Prof Zainuddin menambahkan banyak peluang yang bisa diambil Gen Z, tidak hanya terpaku pada akademik melainkan juga eksternal dengan eksplor diri melalui organisasi.
“Ada riset mengenai siapa yang survive di abad ke 21 ini, ada 7 hal yang mempengaruhi diantaranya leadership, serta network,” jelasnya.
Tidak hanya prestasi, generasi saat ini harus memiliki visi yang jelas serta skill yang mumpuni. Artinya mereka harus kompeten agar bisa survive.
Ditambahkan, taraf ekonomi tidak menentukan tingkat kecerdasan intelektual seseorang. Namun faktor ekonomi menghambat seseorang mendapatkan pendidikan yang layak.
“Saya berkeyakinan tidak ada orang bodoh, adanya orang yang terhambat mendapatkan pendidikan. Siswa yang miskin bukan berarti bodoh, tapi terhambat memperoleh fasilitas pendidikan yang harus didapatkan anak bangsa. Jadi spirit untuk mendapatkan pendidikan yang baik harus terus dipupuk, karena jalannya pasti akan terbuka,” pungkasnya.(*)