SMAMDELAGRES | Yuyun Minarti merupakan sosok guru inspiratif di SMA 8 Muhammadiyah Gresik. Ia tak pernah berhenti belajar dalam mendidik siswa dan mendorong kemajuan pendidikan di SMAMDELAGRES.
Perempuan yang menjabat sebagai Waka Kurikulum ini adalah CGP (guru penggerak) angkatan 6 di SMAMDELAGRES dengan mengusung Program Pengabdian Masyarakat Berbasis Passion (Dimas Biso). Bagi Yuyun, siswa harus tau passion yang dimiliki agar bisa melangkahkan kaki untuk mendapatkan pekerjaan sesuai bidangnya. Sedangkan peran guru sebagai pendamping dan pengarah peserta didik.
“Program yang saya buat saya includekan dengan program Magang kelas 12 agar tidak terpisah dari akademik. Para siswa terlebih dahulu membuat cv sebelum melakukan kegiatan magang sesuai passionnya,” ungkapnya, Kamis (19/10/2023).
Untuk menentukan lokasi magang yang cocok, para siswa diharuskan mendalami passion ekstrakurikuler kemudian memilih bidang yang sesuai. Yuyun juga menambahkan materi belajar dari Tokoh atau sosok yang menumbuhkan motivasi belajar sekaligus sumber belajar.
“Bekalnya adalah passion, kalau nggak tau passionnya apa, nanti di tempat magang mau ngapain? Setidaknya kami memberikan bekal soft skill untuk peserta didik. Tidak akan mengecewakan penerima jasa serta tau orientasi magang untuk apa,” jelasnya.
Guru kelahiran 17 Mei 1972 tidak pernah berhenti membawa inovasi baru demi kemajuan SMAMDELAGRES. Daya juang (resilience) yang tinggi mampu beradaptasi dengan segala perubahan zaman.
Meskipun banyak beban yang diampu, perempuan bertubuh ramping dan kecil ini tetap terlihat awet muda diusianya yang menginjak 51 tahun.
“Jadi segala program yang berpusat pada siswa harus sistematis, terencana, dan terstruktur. Bukan siswa yang harus menuruti keinginan kita, tapi kita yang harus merefleksi diri. Guru profesional adalah mereka yang mau terus belajar, ” tuturnya.
Ibu 2 anak ini juga mencontohkan metode pembelajaran yang variatif untuk siswa. Salah satunya membawa spidol warna warni dan stiky note sebagai alat penunjang pembelajaran.
“Ada banyak tipe siswa, sebagai guru harus terampil menampilkan gaya belajar yang pas. Seperti : kinestetik, visual, auditori. Seorang guru juga tidak boleh menjustice kesalahan anak, namun mencarikan solusi penyelesaiannya. Kita coaching ajak ngomong, pahami psikologisnya seperti apa kemudian cari solusinya bersama dan konsekuensi yang diterima dirinya sendiri jika melakukan sesuatu,” pungkasnya. (*)